BERSEMBUNYI DARI SENJA
Foto ini merupakan salah satu favorit saya. Karya ini asli, hanya sedikit tambahan saturasi dan frame.
Mengapa saya memberi judul "Bersembunyi dari Senja?" Berikut saya uraikan kisahnya.
Januari 2016, di tengah liburan semester yang asyik, aku menyempatkan diri mengunjungi tambang-tambang batubara di Tanah Bumbu (Kalimantan Selatan?). Tambang batubara itu bersebelahan persis dengan kebun kelapa sawit yang mahaluas. Mungkin saja, petambang dan petani adalah tokoh yang sama. Mungkin.
Akses menuju tambang harus melalui perkebunan kelapa sawit. Nah, di gerbang perkebunan kelapa sawit itulah terdapat sebuah pondok, pada bukit kecil yang berada persis di pinggir jalanan berdebu. Pondok itu merupakan tempat bersiaga bagi para satpam. Nah, jika diperhatikan baik-baik, di samping gubuk dalam foto ini ada seorang satpam yang sedang asyik dengan smartphonenya saat kami datang dengan motor. Tanpa menyapa, satpam itu hanya tersenyum, padahal kami tidak mengenalnya dan ia pun tidak mengenal kami. Kami hanya saling melempar senyum. Setelah itu, dia melanjutkan gesekan tangannya di layar HP.
Waktu itu, senja mulai turun. Di ufuk Barat, matahari nyaris tenggelam. Dengan Nikon 2500 dan lensa 50-300 Nikkor, aku membidik momen istimewa itu.
Menarik bagiku adalah posisi sang satpam yang berada di samping gubuk untuk menghindari matahari senja, padahal bagiku, senja adalah keindahan matahari yang masih sempat dinikmati sebelum dunia diterkam malam. Ia melewatkan sebuah momen itu. Ataukah mungkin ia sudah sangat terbiasa dengan keindahan senja sehingga lambat laun menjadi bosan? Entahlah.
Foto ini hendak merefleksikan kehidupanku sendiri. Kadang aku tidak bisa melihat keindahan suatu objek atau seseorang karena aku yang memilih untuk bersembunyi di balik gubuk dan sibuk dengan kesendirianku. Sementara matahari begitu ikhlas memberikan sinarnya dengan setia, bahkan memancarkan cahaya mahaindah sebelum tenggelam. Bercermin dari sang satpam, aku memaknai foto ini sebagai sebuah kehidupan yang dipenuhi dengan kesibukan terhadap diri sendiri. Kapan aku duduk termenung dan menikmati keindahan senja serta mengapresiasi karya Tuhan yang sungguh memesona itu?
Hai, para sahabatku yang budiman, aku senang kalian menyempatkan waktu untuk melihat foto ini dan membaca ulasannya. Semoga para sahabat bisa melihat sosok satpam di balik gubuk itu dengan jelas. Jika ada poin-poin permenungan lain yang dapat dibaca dalam foto ini, saya berharap, para sahabat membagikannya pada saya agar saya lebih diperkaya bagaimana cara merefleksikan sebuah gambar dan mengambil maknanya untuk kehidupan.
Terima kasih.
Salam hangat dariku,
Al Tandirassing.
Komentar
Posting Komentar