K2KAMSY To Ma'Bulo Lollong
Menjadi conductor (dirigen) di sebuah paduan suara tentunya membutuhkan keberanian, skill, pengalaman, dan mental yang kuat. Jujur, tidak mudah menjadi dirigen. Kalau hanya menggerakkan tangan sesuai irama lagu, mungkin semua orang bisa. Namun tugas seorang dirigen bukan hanya itu. Meskipun aku bukan pelatih dan dirigen yang baik; juga karena masih terus belajar, tentu aku menyadari banyak kekurangan. Oleh karenanya, aku selalu berprinsip: My Best is My Next.
Jujur, ini adalah paduan suara terbanyak yang pernah kupimpin. Jumlahnya baru 70 orang. Aku pernah bermimpi memimpin sebuah koor dengan jumlah ratusan orang. Tapi apakah itu mungkin? Entahlah.
Menjadi dirigen dan pelatih koor di Keluarga Katolik Keuskupan Agung Makassar Se-Yogyakarta (K2KAMSY) membuatku semakin menyadari bahwa sebuah paduan suara yang baik bukan hanya bisa bernyanyi merdu melainkan terjalinnya persaudaraan antar anggotanya. Di Paduan Suara K2KAMSY inilah aku benar-benar menyadari betapa pentignya arti persaudaraan dalam sebuah kelompok. Di K2KAMSY inilah aku merasakan suka duka.
Teman-teman K2KAMSY, terima kasih atas kebersamaan yang terjalin antara kita. Masih ingat saat kita tertawa bersama? Masih ingat waktu kita marah-marah? Masih ingat waktu kita tidak bisa bernyanyi karena dirigennya marah-marah gara-gara terlambat dijemput? Masih ingat waktu kita diam gara-gara ketuanya marah-marah? Dan masih ingat saat kita bernyanyi riang dan menerima tepuk sorak dari umat? Masih ingat waktu mereka datang berfoto-foto dengan kita? Wah... saya sendiri merasa sangat bahagia karena kita bisa mengantar umat pada sukacita persaudaraan dalam Misa.
Duh... sekian dulu deh. Nanti kita lanjutkan tulisannya.
Pokoknya K2KAMSY... kalian hebat. Kalian luar biasa... Thanks for being my family.
Dan... see you... :)
Next month, I have to go but we always be one.
Solisnya terlalu over acting...terlalu banyak gaya tp giliran nyanyi gak ada yg istimewa
BalasHapus